Detail

Blog Image

COVID-19 DAN STIGMA UNLIMITED!

2020, tahun dengan angka cantik ini ternyata menjadi sepenggal sejarah. Sejarah yang akanditulis pada buku besar kesehatan Indonesia dan bahkan dunia.

Karena apa? Yes, betul. Karena Corona. Penyebaran virus Corona pertama kali terjadi di Wuhan, dan dipublikasikan pada bulan Desember 2019 oleh pemerintah Cina. Kasus penyebaran virus ini terjadi dengan cepat dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Penyakit Coronavirus 2019 atau lebih populer dengan sebutan COVID-19 adalah jenis penyakit menular dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari pernafasan saat batuk atau bersin.

Kasus pertama di Indonesia diumumkan pada tanggal  2 Maret 2020. Selanjutnya penambahan jumlah penderita terus terjadi. Virus ini menyerang semua orang, baik anak, dewasa maupun lansia. Pasien dengan komorbid memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi.

Beberapa kasus yang menyebabkan kematian karena virus ini terjadi pada tenaga kesehatan. Baik perawat, dokter, ahli gizi dan tenaga kesehatan yang lain. Jumlah kematian yang meningkat ternyata seiring dengan menanjaknya tingkat kecemasan pada masyarakat. Beberapa berita hoax menjadi salah satu penyumbang kecemasan.

Kecemasan dan ketakutan menumbuhkan stigma kurang baik dimasyarakat terhadap penderita COVID-19. Masih sering kan kita temukan perilaku diskriminasi pada pasien COVID-19. Jika terus berkembang, masyarakat biasanya lebih memilih untuk menyembunyikan penyakitnya.

Sampai memberikan keterangan tidak benar saat diperiksa. "Bagi Nakes, ketika menghadapi pasien yang tidak  jujur. Itu sakit

Karena apa pasien menyampaikan keterangan nggak bener? Ya kan karena takut didiskriminasikan.

Masih ingat dengan jenazah yang ditolak warga? Faktanya adalah jenazah ditolak lantaran warga ketakutan akan tertular juga. Padahal proses pemulasaraan jenazah sudah sesuai prosedur kesehatan. Ironisnyanya, justru jenazah tertolak ini adalah pahlawan yang berjuang di garis depan. (

Masih ingat juga kisah tenaga kesehatan yang diusir dari tempat kos, lantaran dia bertugas di ruang isolasi.

Live must go on. Jauhi stigma buruk pada penderita COVID-19. Mereka udah menderita karena terpapar virus yang belum ada vaksinnya ini.

Tidak udah menambah beban mereka dengan memberikan stigma.

Terus apa yang harus kita lakukan? Kita bisa ikut ambil bagian mengurangi stigma negatif di masyarakat.

Bagaimana caranya?

  1. Menyaring informasi

Sebisa mungkin kita nggak ikutan nyebar berita hoax tentang COVID-19 ya. Jika ingin meneruskan berita, lewat Whatsapp misalnya. Ada baiknya kita cross check dulu kebenarannya.

 

  1. Berikan apresiasi

Membantu mengedukasi masyarakat agar terus memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan tenaga lain yang terlibat. Mengedukasi tentang memberi dukungan kepada penderita COVID-19, juga bisa kita lakukan kok. Belakangan,sepertinya sudah banyak yang melakukan aksi peduli kepada penderita COVID-19. Kita dukung terus kegiatan yang positif tadi ya.

  1. Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial

Kesehatan jiwa dan psikososial sangat berkaitan erat dengan stigmatisasi yang terjadi di masyarakat.

 

(Ari Puji Lestari)

Kategori

Terkini

Tags

Testimonials